Agustus 2024, Inflasi di Lampung Terkendali

Bagikan:

Indopostonline.id – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung mencatat inflasi sebesar 0,07% pada Agustus 2024, menandai perubahan signifikan dari deflasi yang terjadi pada Juli 2024 sebesar 0,16%.

Kenaikan inflasi ini juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata deflasi yang terjadi pada Agustus dalam tiga tahun terakhir, yang hanya sebesar 0,01%.

Secara nasional, inflasi di Lampung lebih menonjol karena pada periode yang sama, Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,03%.Secara tahunan, inflasi di Provinsi Lampung mencapai 2,33%, sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,55%.

Namun, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang berada pada level 2,12% (yoy).

Kenaikan inflasi di Provinsi Lampung pada Agustus ini didorong oleh beberapa komoditas utama yang mengalami peningkatan harga.

Beras, kopi bubuk, biaya pendidikan sekolah menengah atas, serta sigaret kretek mesin dan sigaret kretek tangan menjadi penyumbang utama inflasi.

Harga beras dan kopi mengalami kenaikan akibat berakhirnya puncak panen raya padi dan kopi robusta di triwulan sebelumnya.

Selain itu, harga kopi robusta dunia tetap tinggi karena tingginya permintaan ekspor di tengah panen yang belum optimal di Vietnam.

Selain komoditas pangan, biaya pendidikan juga mengalami peningkatan seiring dengan penyesuaian tarif SPP memasuki tahun ajaran baru.

Kenaikan harga sigaret kretek mesin dan tangan terjadi akibat penyesuaian harga pasca kenaikan tarif cukai rokok yang diberlakukan pada awal tahun 2024.

Meskipun inflasi pada Agustus mengalami kenaikan, beberapa komoditas justru mencatat penurunan harga, sehingga menahan laju inflasi lebih tinggi.

Jeruk, bawang merah, tomat, telur ayam ras, dan daging ayam ras mencatat deflasi, terutama akibat panen raya yang terjadi di beberapa wilayah produksi seperti Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Brebes, yang merupakan pemasok utama bawang merah ke Provinsi Lampung.

Baca juga:  Terjawab Sudah Soal OTT Dalam Lingkup Disdukcapil Lampung Utara

Selain itu, penurunan harga pakan ternak pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) juga berkontribusi pada penurunan harga telur dan daging ayam ras.

Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Lampung memprediksi inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% hingga akhir tahun 2024.

Namun, risiko-risiko inflasi tetap ada, terutama dari sisi inflasi inti dan volatile food. Kenaikan harga emas seiring peningkatan harga dunia serta kenaikan harga beras akibat berakhirnya panen raya perlu diwaspadai.

Di sisi lain, risiko dari inflasi administered price juga tak bisa diabaikan, seperti kenaikan harga BBM dan aneka rokok yang disebabkan oleh kenaikan tarif cukai dan harga acuan.

Menghadapi tantangan inflasi yang ada, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas harga.

Langkah-langkah mitigasi seperti operasi pasar beras, penguatan kapasitas transportasi, serta komunikasi efektif dengan masyarakat dan media diintensifkan guna mencegah terjadinya panic buying dan menjaga keterjangkauan harga komoditas penting di Lampung.

Dengan strategi yang sudah disusun, Bank Indonesia optimis inflasi di Provinsi Lampung akan tetap terjaga, memberikan stabilitas ekonomi yang dibutuhkan masyarakat hingga akhir tahun 2024. (*)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *