Indonesia Dorong PBB Selesaikan Konflik Gaza

Bagikan:

Indopostonline.id – Indonesia terus mendorong Majelis Umum PBB untuk mengadakan sidang khusus membahas konflik Gaza di Palestina.

Hal tersebut ditegaskan Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Duta Besar Arrmanatha Natsir, dalam konferensi pers online Kementerian Luar Negeri RI.

“Dari awal, kita sudah mencoba berbicara dengan Palestina, dengan Liga Arab untuk mendorong emergency special session atau sesi darurat khusus di Majelis Umum PBB,” ungkap Dubes Arrmanatha, Rabu (25/10/2023) dikutip website resmi KEMENPAN-RB.

Konflik Gaza Dimulai 7 Oktober 2023

Arrmanatha mengatakan, sejak konflik Gaza dimulai pada Sabtu, 7 Oktober 2023, Indonesia telah berkontribusi dalam banyak hal dalam mengakhiri konflik Gaza.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan perundingan dengan Palestina dan Liga Arab untuk menyelenggarakan sidang khusus mendesak Majelis Umum PBB.

Disampaikannya, dorongan ini sangat dihargai. Namun, Palestina dan Liga Arab berusaha memberikan kesempatan kepada Dewan Keamanan untuk memenuhi mandatnya untuk membahas dan mengembangkan resolusi yang mendorong gencatan senjata.

Dewan Keamanan Belum Mengambil Langkah Kongkrit

Akibat perbedaan pendapat yang sangat tajam antar negara anggota, Dewan Keamanan belum mengambil langkah konkrit untuk mengakhiri konflik tersebut.

Oleh karena itu, Palestina dan Liga Arab bertemu dan memutuskan untuk mencoba melanjutkan pembahasan di tempat lain, yakni dalam sidang khusus Majelis Umum PBB.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dengan dorongan dari Indonesia, juga sepakat untuk membawa masalah yang gagal diputuskan Dewan Keamanan ke Majelis Umum PBB melalui sidang khusus.

OKI-Liga Arab Bersurat kepada Presiden Majelis Umum PBB

Untuk itu, OKI dan Liga Arab pada 19 Oktober mengirimkan surat kepada presiden Majelis Umum PBB yang meminta agar sidang khusus darurat dilaksanakan di Majelis Umum PBB guna membahas isu Gaza dan masalah Palestina.

Baca juga:  Gibran Rakabuming, Milenial dan Keripik Pisang Lampung 

Lebih lanjut, Arrmanatha mengatakan Indonesia juga mengambil inisiatif untuk menggalang dukungan dari negara-negara di luar OKI untuk memberikan dukungan posisi dalam isu tersebut.

Terkait upaya itu, Indonesia pertama-tama berbicara dengan negara-negara di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), seperti Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia guna mendorong sidang khusus tersebut.

Dorongan Disambut Baik

Dorongan tersebut disambut baik dan Indonesia kembali menggalang dukungan lain dari negara-negara di luar Asia Tenggara, ujar Arrmanatha.

Pada 23 Oktober 2023, OKI dan Liga Arab, serta atas dorongan dari Indonesia dan sembilan negara lainnya, akhirnya menyampaikan usulan agar Majelis Umum PBB mengadakan sidang khusus tersebut.

Sementara itu, ketua Majelis Umum PBB ketua Majelis Umum PBB pada hari yang sama mengindikasikan bahwa dirinya sepakat dengan usulan tersebut untuk melaksanakan sidang khusus pada 26 Oktober 2023.

 

“Jadi, ini tidak terlepas dari upaya Indonesia sejak awal. Tapi Indonesia juga mendengarkan keinginan dari Palestina dan Liga Arab sehingga harus menunggu setelah gagalnya Dewan Keamanan,” ujar Arrmanatha.

5.791 Warga Palestina Tewas

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, 5.791 warga Palestina tewas dalam agresi pendudukan Israel yang berlangsung sejak Sabtu (7/10/2023). Selain itu, dilaporkan pula sejumlah 16.297 orang lainnya terluka.

Sumber itu menyebutkan, bahwa pasukan Israel juga melakukan 23 pembantaian dalam sehari yang menelan 436 korban jiwa, termasuk 182 anak. Kebanyakan dari mereka berasal dari selatan Jalur Gaza.

Sementara itu, di wilayah pendudukan Tepi Barat korban tewas bertambah menjadi 95 orang setelah dua warga yakni Mahmoud Saif Nakhleh dan Muhammad Illyan ditembak mati pasukan Israel di kamp pengungsi Jalazone, Ramallah, pada Senin pagi. Sedangkan, jumlah warga Israel yang tewas mencapai sedikitnya 1405 orang, termasuk tentara dan polisi.

Baca juga:  Joki Tes SKD CPNS Kejaksaan 2023 di Lampung Tertangkap

Jalur Gaza Terus Diserang

Seperti dilansir sejumlah sumber, Hamas-gerakan Islam dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan Zionis- tela meluncurkan ribuan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan melakukan serangan langsung ke beberapa lokasi di Israel, pada Sabtu (7/10/2023). Hamas mengklaim serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.

Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan. Sementara itu, Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

Gaza Pernah Menjadi Bagian Kekaisaran Ottoman

Gaza adalah wilayah Palestina yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, sebelum diduduki oleh Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari tahun 1948 hingga 1967. Hampir 20 tahun setelah Israel mendeklarasikan status kenegaraannya pada 1948, nagara zionis itu telah menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang Enam Hari pada 1967 melawan koalisi tentara Arab. (*)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *