Inflasi Terkendali, Lampung Siapkan Strategi Hadapi Tantangan Harga dan Pasokan

Bagikan:

Indopostonline.id – Provinsi Lampung mencatat inflasi sebesar 0,05% (mtm) pada September 2024, sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,07% (mtm).

Meskipun lebih tinggi dari capaian nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,12% (mtm), inflasi Lampung tercatat lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi September dalam tiga tahun terakhir yang biasanya mencapai 0,57% (mtm).

Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 2,16% (yoy), menurun dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,33% (yoy) namun masih lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 1,84% (yoy).

Kenaikan inflasi ini didorong oleh lonjakan harga di beberapa komoditas seperti biaya akademi dan perguruan tinggi, bawang merah, beras, sewa rumah, dan nasi dengan lauk.

Biaya pendidikan yang lebih tinggi dipicu oleh dimulainya tahun ajaran baru, sementara harga bawang merah dan beras meningkat akibat berakhirnya musim panen di beberapa daerah.

Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan karena penurunan harga pada beberapa komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, tomat, dan bensin.

Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Lampung memproyeksikan inflasi akan tetap terkendali pada rentang sasaran 2,5±1% (yoy) hingga akhir 2024.

Namun, sejumlah risiko masih mengintai, termasuk dampak kenaikan harga emas global, potensi kenaikan harga beras dan minyak goreng, serta peningkatan harga rokok akibat kenaikan tarif cukai.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia bersama TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) berkomitmen menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K berikut:

  • 1. Keterjangkauan Harga: Melaksanakan operasi pasar beras secara berkelanjutan dan memantau harga serta pasokan komoditas utama.
  • 2. Ketersediaan Pasokan: Membuka toko pengendali inflasi di berbagai wilayah, seperti toko MAPAN di Kota Metro dan TAPIS di Kota Bandar Lampung.
  • 3. Kelancaran Distribusi: Memperkuat rute dan volume penerbangan dari Lampung ke kota-kota besar serta mendukung program Mobil TOP sebagai transportasi komoditas di pasar.
  • 4. Komunikasi Efektif: Mengadakan rapat koordinasi rutin antar kabupaten/kota dan memperkuat komunikasi dengan masyarakat guna menghindari perilaku panic buying.
Baca juga:  Terminal di Lampung Jadi Catatan Komisi V DPR RI Jelang Arus Mudik

Dengan sinergi kuat antara Bank Indonesia, TPID, dan masyarakat, diharapkan stabilitas harga dan pasokan di Lampung dapat terus terjaga meskipun di tengah tantangan ekonomi global. (*)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *